Jakarta - Polda NAD membantah tudingan bahwa pihaknya bersikap diskriminatif terhadap berbagai pelanggaran pelaksanaan pemilu maupun pilkada di NAD.
Hal tersebut disampaikan Kapolda NAD Irjen Pol Rismawan dalam acara diskusi Forum Kordinasi dan Konsultasi tentang Implementasi Reintegrasi Aceh pasca MoU Helsinki yang diselenggarakan oleh Kementerian Kordinator Bidang Politik di Hotel Sari Pan Pasifik Jakarta, Selasa 2 Desember 2008.
“Soal tudingan adanya diskriminasi yang dilakukan aparat kepolisian dalam menangani kasus adalah tidak benar, karena Polda NAD sudah melakukan penegakan hukum terhadap pihak yang terlibat,”ujarnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan Polda NAD akan menindaklanjuti janji atau ikrar kampanye damai pada pemilu 2009 disemua tingkatan baik tingkat provinsi, maupun kabupaten kota.Ikrar tersebut telah dilakukan oleh seluruh peserta pemilu 2009 di NAD. “Kami juga mendorong dilakukannya sosialisasi ikrar tersebut kepada semua lapisan masyarakat baik berbentuk baligo, spanduk, media cetak maupun media elektronik, serta menyebarkan selebaran,”ungkapnya.
Selain itu, dirinya juga memandang perlunya untuk dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tahapan pemilu secara periodik pada semua tingkatan kepengurusan baik di provinsi maupun kabupaten. “Selain itu jika perlu ada tindakan internal dalam partai politik bagi pelanggaran disiplin yang dilakukan anggota partai politik,”tegasnya seraya menambahkan pihak kepolisian akan membantu secara proaktif penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat penegak hukum sekaligus menunjuk petugas penghubung tetap.
Dalam kesempatan yang sama, Meneg BUMN Sofjan Djalil mengatakan pasca MoU Helsinki, proses reintegrasi secara riil sudah baik walaupun lambat prosesnya. Sebab, dirinya masih melihat ada perbedaan-perbedaan kecil di lapangan tapi dapat di netralisir.
“Hak otonomi rakyat telah pulih dibanding sebelum MoU. Begitu juga partisipasi politik dan ekonomi berjalan dengan baik. Namun masih ada ingatan permusuhan tapi pelan-pelan akan hilang. Biaya reintegrasi yang cukup besar agar dapat dimanfaatkan dengan baik,”jelasnya.
Menyinggung kedatangan Hasan Tiro ke Aceh, Sofjan Djalil melihat dampaknya positif sekaligus menunjukan pada dunia bahwa Indonesia mampu melaksanakan perjanjian damai Aceh dengan sungguh-sungguh. (Gahar).
Senin, 15 Desember 2008
BANG YOS TEMU KANGEN DENGAN DUBES RUSIA
Jakarta - Calon Presiden Partai Indonesia Sejahtera (PIS) Sutiyoso, Selasa 2 Desember 2008 bertemu dengan Dubes Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov di Bang Yos Center Jalan Proklamasi Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut, Ivanov mengaku kunjungannya hanya sebatas temu kangen atau membina silaturahmi yang sudah dijalin sejak Sutiyoso menjadi gubernur DKI Jakarta.
“Kedatangan saya bukan untuk memberikan dukungan kepada Sutiyoso sebagai salah satu calon presiden alternative yang diinginkan oleh Rusia untuk bisa menyaingi dominasi Barat di Indonesia,”ungkap Ivanov.
Lebih lanjut Ivanov menjelaskan, pihaknya sama sekali tidak membicarakan mengenai dukung mendukung untuk pencapresan. Sebab, dirinya hanya membicarakan bagaimana membuat satu arsitektur baru perekonomian dunia untuk bisa keluar dari krisis yang melanda dunia saat ini. “Saya juga sekaligus ingin meng up date informasi mengenai Rusia saat ini kepada Sutiyoso,”kilahnya.
Rusia,kata Ivanov lagi, saat ini juga tidak sedang mencari dukungan untuk kembali menjadi besar. “Kami dari dahulu adalah sebuah Negara besar dan kinipun masih sebuah Negara besar. Namun krisis global ini tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri, tetapi harus diselesaikan secara bersama. Karena itu Rusia juga mengajak Indonesia untuk berperan dalam menyelesaikan krisis tersebut,”kata Ivanov lagi.
Dalam kesempatan yang sama Sutiyoso mengatakan Indonesia seharusnya banyak belajar dari Rusia dan Negara lain seperti China dan India . “Rusia itu dulu Negara besar dan setelah era Perestroika dan Glasnost seperti tertidur dan kerap dianggap telah usai masanya. Namun kenyataannya kini Rusia bisa bangkit kembali,”kata pria yang akrab disapa Bang Yos ini.
Bang Yos memuji Rusia , China dan India yang ditengah serangan krisis dunia justru bisa bangkit menjadi bangsa yang besar. “Semua Negara memang menghadapi krisis ini, namun jangan salah Negara-negara seperti Rusia , China dan India ini akan bangkit menjadi kekuatan baru yang dapat menyaingi kekuatan lama. Mereka akan menarik keuntungan dari krisis ini. Ini bisa terjadi karena walaupun mereka terkena krisis namun mereka lebih siap. Mereka memiliki infrastruktur ekonomi dan landasan yang kuat. Ini berbeda dengan Negara yang tidak siap sehingga tidak bisa memanfaatkan kekuatannya,”urainya. (Gahar).
“Kedatangan saya bukan untuk memberikan dukungan kepada Sutiyoso sebagai salah satu calon presiden alternative yang diinginkan oleh Rusia untuk bisa menyaingi dominasi Barat di Indonesia,”ungkap Ivanov.
Lebih lanjut Ivanov menjelaskan, pihaknya sama sekali tidak membicarakan mengenai dukung mendukung untuk pencapresan. Sebab, dirinya hanya membicarakan bagaimana membuat satu arsitektur baru perekonomian dunia untuk bisa keluar dari krisis yang melanda dunia saat ini. “Saya juga sekaligus ingin meng up date informasi mengenai Rusia saat ini kepada Sutiyoso,”kilahnya.
Rusia,kata Ivanov lagi, saat ini juga tidak sedang mencari dukungan untuk kembali menjadi besar. “Kami dari dahulu adalah sebuah Negara besar dan kinipun masih sebuah Negara besar. Namun krisis global ini tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri, tetapi harus diselesaikan secara bersama. Karena itu Rusia juga mengajak Indonesia untuk berperan dalam menyelesaikan krisis tersebut,”kata Ivanov lagi.
Dalam kesempatan yang sama Sutiyoso mengatakan Indonesia seharusnya banyak belajar dari Rusia dan Negara lain seperti China dan India . “Rusia itu dulu Negara besar dan setelah era Perestroika dan Glasnost seperti tertidur dan kerap dianggap telah usai masanya. Namun kenyataannya kini Rusia bisa bangkit kembali,”kata pria yang akrab disapa Bang Yos ini.
Bang Yos memuji Rusia , China dan India yang ditengah serangan krisis dunia justru bisa bangkit menjadi bangsa yang besar. “Semua Negara memang menghadapi krisis ini, namun jangan salah Negara-negara seperti Rusia , China dan India ini akan bangkit menjadi kekuatan baru yang dapat menyaingi kekuatan lama. Mereka akan menarik keuntungan dari krisis ini. Ini bisa terjadi karena walaupun mereka terkena krisis namun mereka lebih siap. Mereka memiliki infrastruktur ekonomi dan landasan yang kuat. Ini berbeda dengan Negara yang tidak siap sehingga tidak bisa memanfaatkan kekuatannya,”urainya. (Gahar).
PARTAI ISLAM JUGA NASIONALIS
Jakarta - Walau bernafaskan Islam, Partai Persatuan Pembangunan mengaku sebagai partai nasionalis. PPP menolak anggapan bahwa partai bernafaskan Islam tidak nasionalis.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum DPP PPP, Suryadharma Ali (SDA) pada acara Seminar Diskusi yang diselenggrakan oleh Editor Syndicate dengan tema “ FORUM PPP MENDENGAR PARTAI ISLAM SUBUR ATAU TERKUBUR DI TAHUN 2009“ di gedung Dewan Pers Jakarta, Selasa 2 Desember 2008.
“Kami punya semangat nasionalis yang telah ditanamkan sejak lama. Alangkah naifnya kita pisahkan Islam dan nasionalis,”ujarnya.
SDA juga menampik tudingan bahwa jika PPP menang pemilu akan membuat Indonesia sebagai negara Islam, itu salah. “PPP menilai Indonesia harus dalam bingkai kesatuan,”tegasnya.
SDA menolak hasil berbagai survey yang menyebut partai Islam akan kandas dalam pemilu 2009. Pasalnya, lanjut SDA, dalam berbagai kunjungan ke daerah dirinya menemukan konstituen yang masih mendukung partainya.
“Saya menghadapi realita berbeda bahwa pada saat ini terjadi pembaharuan pada kader dan konstituen pada semua tingkat. Di bawah saya juga melihat semangat kader, pengurus, konstituen semangat bisa mencapai suara yang banyak. Kita akan buktikan hasilnya nanti tidak seperti yang diungkapkan lembaga survei. PPP akan tetap eksis pada pemilu 2009,”tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, pengamat politik senior CSIS, J Kristiadi mengatakan sebenarnya PPP punya kelebihan dibanding partai lain dimana PPP lebih punya kesempatan karena kadernya dekat dengan pemerintah. “Kader PPP ada yang menjadi menteri UKM dan menteri social,”jelasnya.
Menurutnya, identitas Islam jangan berhenti pada simbolik. Sebab, andaikata tidak ada partai Islam pun maka masyarakat masih tetap bisa berjaya dan yang penting nilai-nilai Islam dijabarkan untuk menyelamatkan bangsa. (Gahar).
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum DPP PPP, Suryadharma Ali (SDA) pada acara Seminar Diskusi yang diselenggrakan oleh Editor Syndicate dengan tema “ FORUM PPP MENDENGAR PARTAI ISLAM SUBUR ATAU TERKUBUR DI TAHUN 2009“ di gedung Dewan Pers Jakarta, Selasa 2 Desember 2008.
“Kami punya semangat nasionalis yang telah ditanamkan sejak lama. Alangkah naifnya kita pisahkan Islam dan nasionalis,”ujarnya.
SDA juga menampik tudingan bahwa jika PPP menang pemilu akan membuat Indonesia sebagai negara Islam, itu salah. “PPP menilai Indonesia harus dalam bingkai kesatuan,”tegasnya.
SDA menolak hasil berbagai survey yang menyebut partai Islam akan kandas dalam pemilu 2009. Pasalnya, lanjut SDA, dalam berbagai kunjungan ke daerah dirinya menemukan konstituen yang masih mendukung partainya.
“Saya menghadapi realita berbeda bahwa pada saat ini terjadi pembaharuan pada kader dan konstituen pada semua tingkat. Di bawah saya juga melihat semangat kader, pengurus, konstituen semangat bisa mencapai suara yang banyak. Kita akan buktikan hasilnya nanti tidak seperti yang diungkapkan lembaga survei. PPP akan tetap eksis pada pemilu 2009,”tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, pengamat politik senior CSIS, J Kristiadi mengatakan sebenarnya PPP punya kelebihan dibanding partai lain dimana PPP lebih punya kesempatan karena kadernya dekat dengan pemerintah. “Kader PPP ada yang menjadi menteri UKM dan menteri social,”jelasnya.
Menurutnya, identitas Islam jangan berhenti pada simbolik. Sebab, andaikata tidak ada partai Islam pun maka masyarakat masih tetap bisa berjaya dan yang penting nilai-nilai Islam dijabarkan untuk menyelamatkan bangsa. (Gahar).
Langganan:
Postingan (Atom)