Selasa, 18 November 2008

KONTINGEN GARUDA XXIII-B LAKSANAKAN PATROLI UDARA TERAKHIR

Adshit Al Qusayr - Walau sudah mendekati masa purna tugas sebagai Pasukan Perdamaian PBB ternyata tidak mengurangi sedikit pun kegiatan taktis yang harus dilakukan oleh SatgasYon Mekanis TNI Konga XXIII-B di daerah Misi Perdamaian PBB di Lebanon Selatan atau UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon). Salah satunya ialah kegiatan Air Patrol (Patroli Udara) sekaligus Air Recce (Pengintaian Udara) dengan menggunakan helikopter.

Kegiatan taktis ini terutama bertujuan untuk mendukung dan melengkapi hasil kegiatan taktis yang diperoleh dari patroli di darat maupun dari Pos Pengamatan (Observation Post). Patroli Udara ini adalah yang terakhir kalinya dilakukan oleh para prajurit Garuda di Lebanon, termasuk Dansatgas Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos yang selalu ikut dalam kegiatan tersebut. Dari sejak kedatangannya pada bulan Nopember tahun silam, Satgas Konga XXIII-B telah melaksanakan 10 kali Patroli Udara termasuk yang terakhir yang dilaksanakan.

Bila dibandingkan dengan kontingen negara lainnya misalnya India, Nepal dan Malaysia yang sama-sama berada di Komando Sektor Timur UNIFIL maka angka ini termasuk rekor yang tertinggi.

Helikopter Bell 205 milik Kontingen Spanyol yang digunakan dalam Patroli Udara itu mampu memuat 10 personel, terdiri dari 7 Perwira Satgas Konga XXIII-B dan 3 personel lainnya merupakan crew helikopter. Pelaksanaan Patroli Udara ini berlangsung selama 60 menit mulai pukul 9.00 sampai 10.00 waktu setempat (10/11). Rute atau wilayah yang dijadikan sasaran patroli ialah wilayah sepanjang Blue Line yang menjadi tanggung jawab pasukan Indonesia, termasuk meninjau posisi Base Camp Kontingen Indonesia yaitu Markas Batalyon (Mayon) di UN Posn 7-1 Adshit Al Qusayr, Kompi Mekanis-A/ Lebah di UN Posn 9-63 El Aadeisse, Kompi Mekanis-B/ Srigala di UN Posn 8-33 Sheikh Abbad Tomb dan Kompi Mekanis-C/Srigala di UN Posn 9-2 Az Ziqqiyah.

Menurut Perwira Seksi Operasi Udara (Air Operation Officer) Satgas Konga XXIII-B Mayor Pnb Hasbullah Daud, pengamatan melalui udara ini dapat membentuk pemahaman secara komprehensif atas daerah operasi Kontingen Indonesia. Namun di sisi lain, “Patroli Udara yang dilakukan di Lebanon Selatan merupakan kegiatan taktis beresiko tinggi sebab masih adanya kemungkinan gangguan penembakan dari pihak-pihak bertikai yaitu dari Milisi Hizbullah atau Militer Israel guna memprovokasi dan mempengaruhi stabilitas perdamaian”, tegasnya.
“Belum lagi kemungkinan terjadinya kecelakaan di udara karena berbagai sebab” pungkas Penerbang Hawk 100/200 itu menutup komentarnya.

Selama pelaksanaan Patroli Udara kali ini, Dansatgas sendiri yang “turun tangan” untuk melaksanakan pengambilan gambar dari udara. Tidak tanggung-tanggung, selain kamera yang dipakai sudah beresolusi tinggi, masih ditambah lagi dengan lensa tele. Hasilnya ternyata memuaskan karena sukses mendapatkan photo-photo udara yang cukup bagus yang dapat dijadikan sebagai bahan analisa dan melengkapi laporan kegiatan yang dilakukan oleh Satgas Konga XXIII-B.(Gahar).

PERINGATAN HARI PAHLAWAN DI MABES TNI

Jakarta - Segenap personel Mabes TNI baik militer maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS) melaksanakan upacara peringatan Hari Pahlawan ke-63 dengan Inspektur Upacara (Irup) Koorsahli Panglima TNI Mayjen TNI Sudarmaidy, di lapangan upacara Mabes TNI Cilangkap Jakarta, Senin (10/11).

Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso, dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Irup Mayjen TNI Mayjen Sudarmaidy, menyampaikan bahwa peringatan hari pahlawan pada hakekatnya merupakan ungkapan rasa syukur, wujud penghormatan dan penghargaan kepada para pahlawan kusuma bangsa. Para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi merebut, mempertahankan dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bagi TNI, setiap peringatan hari bersejarah senantiasa dijadikan sebagai momentum untuk melakukan refleksi historis, agar senantiasa dapat melakukan instropeksi dan memetik pelajaran dan hikmah, dari setiap episode perjuangan nasional bangsa.

Menurut Panglima TNI, peringatan hari pahlawan tahun ini yang mengusung tema “Dengan Semangat dan Nilai Kepahlawanan Kita Tingkatkan Persatuan Persatuan dan Kesatuan Bangsa”, dinilai sangat tepat.

Tema ini mengandung makna bahwa dengan persatuan dan kesatuan kita berhasil mencapai kemerdekaan 17 Agustus 1945. Dengan persatuan, kesatuan dan ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa kita telah berhasil mengusir penjajahan dari bumi pertiwi tercinta. Maka dari itu dengan persatuan dan kesatuan pula kita berketetapan hati menjaga integritas NKRI.

Selain itu Panglima TNI juga menyampaikan bahwa seiring dengan semakin intensifnya agenda politik karena semakin dekatnya pelaksanaan Pemilu 2008, akan semakin meningkat pula dinamika dan suhu politik nasional. Tanpa disadari fundamen persatuan dan kesatuan juga akan mengalami terpaan akibat terjadinya gesekan dan benturan yang merugikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu Panglima TNI meminta kepada seluruh prajurit TNI dimanapun berada dan bertugas kiranya senantiasa menyadari dan tetap memegang teguh Sapta Marga dan Sumpah Prajurit.

Pada akhir amanatnya, Panglima TNI menyampaikan beberapa penekanan dan harapan sebagai pedoman dalam menghadapi perkembangan yang terjadi, yaitu untuk terus memperkokoh soliditas dan solidaritas TNI; Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap setiap perkembangan agar tidak terdadak dan terjebak oleh perubahan situasi; Memelihara dan meningkatkan disiplin, dedikasi dan loyalitas yang tinggi guna menghadirkan karya, kinerja dan prestasi demi suksesnya tugas pokok TNI; Jangan mudah terpancing dan terprovokasi oleh berbagai isu tentang TNI terutama berkaitan dengan agenda reformasi internal yang paling krusial yaitu peradilan militer dan bisnis TNI; serta menghormati dan memegang teguh komitmen netralitas TNI. (Gahar).

ASPADAI KOMUNISME BANGKIT LAGI

Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) tetap menolak wacana yang menginginkan pencabutan Tap (Ketetapan, Red) MPRS No. XXV/MPRS/1966 tentang pelarangan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan ajaran komunisme, marxisme, dan leninisme.
Hal tersebut disampaikan Ketua MUI Amidhan dalam sambutan seminar "Mengawal Pancasila dan UUD 1945: Mencegah Terulangnya Perbuatan Makar dalam segala bentuk" di Aula Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta, Senin 10 November 2008.
”Jika Tap MPR tersebut dicabut, kami khawatir akan terjadi makar di Indonesia. Kesimpulan MUI bahwa NKRI adalah final, dan separatisme wajib diperangi,”katanya.
Amidhan mengatakan MUI cemas karena penganut ajaran Komunisme sudah terbukti melakukan teror terhadap umat Islam. Apalagi, lanjutnya, dorongan pencabutan Tap MPR No XXV/MPRS/1966 semakin menguat.
”Jumlah mereka yang berani dan menuntut pencabutan tap MPRS itu saat ini semakin banyak. Di satu sisi ini pilihan demokrasi, tapi di sisi lain justru khawatir kembalinya makar,”ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, mantan hakim Konstitusi Letjen TNI (purn) H. Achmad Roestandi mengatakan komunisme tidak pernah mati. Untuk itu, dirinya meminta semua pihak untuk mewaspadai politik adu domba atau perpecahan yang dapat mengurangi kekuatan sendiri. "Pancasila perlu dimantapkan, jangan sampai timbul perbedaan persepsi mengenai hal mendasar,"tegasnya.
Adapun Ketua Umum Gerakan Patriot, Alfian Tanjung menemui adanya indikasi bahwa komunisme di Indonesia tidak mati. Sehingga jika semua pihak tidak waspada, maka bukan tidak mungkin paham komunisme akan kembali berkembang di Indonesia.
"Target mereka adalah menjadikan Indonesia sebagai negara komunis, penghapusan jejak sejarah hitam PKI. Secara tidak sadar mereka telah masuk dan menyusup kepada generasi muda kita,"ungkapnya. (Gahar).